Kamal Ibrahim
Mahasiswa STEI SEBI - Penerima Beasiswa Kepakaran SEBI-Dompet Dhuafa
“ Baginya (manusia) ada malaikat-malaikat yang selalu
menjaganya bergiliran, dari depan belakangnya. Mereka menjaganya atas perintah
Allah. Sesungguhnya Allah tidak akan
mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri.
Dan apabila Allah menghendaki keburukan suatu kaum, maka tak ada yang dapat
menolaknya dan tidak ada pelindung bagi mereka delain Dia ”.
( QS : Ar-Ra’d : 13 )
Dalam Al-qur’an Allah telah menjelaskan
tentang keadaan suatu kaum dapat mereka ubah ketika mereka ingin mengubah
kondisi mereka sendiri. Harus ada usaha yang kita lakukan agar Allah Swt
mengubah kondisi kita. Hal ini berlaku pada sebuah masyarakat, keadaan
masyarakat di Indonesia saat ini kehilangan jati diri. Kita lebih bangga ketika
bergaya ala barat yang jauh dari
nilai-nilai Islam. Hedonisme dan Westernisasi menjadi ancaman bagi masyarakat
Indonesia yang kental dengan budaya timur.
Di dalam Islam sendiri, Rasulullah telah
memberikan contoh bagaimana langkah-langkah dalam membangun masyarakat yang
madani. Rasulullah telah membuktikan bahwa belaiu bisa membangun masyarakat di
madinah, ini adalah contoh yang harus kita lakukan untuk bisa membangun
masyarakat yang madani. Dibutuhkan sebuah langkah konkrit yang harus segera
dilakukan untuk mengatasi permasalahan sosial yang ada di masyarakat. Karena
ini menjadi “pekerjaan rumah” bagi kita yang peduli akan kondisi masyarakat
yang jauh dari predikat masyarakat yang madani.
Ada
3 elemen penting yang saat ini bisa terlibat dalam proses pembentukan
masyarakat madani. Langkah ini memang bukan sesuatu yang memudah, setidaknya
penulis berhipotesa 3 elemen ini dapat menjadi langkah awal pembentukan
masyarakat yang madani. Yaitu :
Ketiga
elemen ini sangat berpengaruh dalam pembentukan masyarakat madani. Dalam
praktek sehari-hari pembenahan yang dilakukan terhdap ketiga elemen ini
dilakukan secara parsial. Hal ini yang menyebabkan pembenahan tidak berjalan
secara efektik. Gerakan social ini harus segera digalakan untuk bisa menengani
masalah-masalah social di Indonesia.
Ibu-ibu merupakan elemen yang cukup
penting, karena salah satu perannya adalah madrosatul
ula bagi anak-anak mereka. Selama ini ibu-ibu sering melakukan perkumpulan
namun tidak manfaatkan secara maksimal seperti : majelis ta’lim, arisan dan lain-liannya. Momentum ini harus
dimanfaatkan secara maksimal agar pertemuan itu bisa lebih berkualitas. Maka
gerakan social bisa diawali pemahaman dasar tentang mengelola keluarga dan juga
bisnis untuk membantu keuangan keluarga. Selama ini para ibu tidak memiliki
ilmu bagaimana mengatur keluarga lebih khusunya dalam mendidik anak, bisa
diadakan seperti parenting. Pemahaman
inilah yang nantinya bisa membantu para orang tua dapat mendidik anaknya secara
baik menurut agama dan psikologi.
Berikutnya elemen yang tidak kalah
pentingnya adalah bapak-bapak, ini yang dikalangan masyarakat kurang adanya
pembenahan karena kesibukan para bapak untuk mencari nafkah bagi keluarga.
Namun gerakan pemberdayaan social bisa dilakukan melalui RT, RW dan Masjid.
Kegiatan yang dilakukan RT dan RW bisa seperti bagaimana masyarakat bisa saling
berinteraksi dengan baik, bisa melalui kerja bakti atau ronda malam. Dalam hal
pembinaan agama bisa dilakukan melalui masjid, kajian-kajian yang selama ini
diadakan masih bersifat umum. Yaitu masih terbatas pada kajian tentang ibadah,
pengembangan materi bisa diberikan berupa muamalah seperti pandangan islam
tentang ekonomi, bermsayakat dan lain-liannya.
Elemen yang terakhir adalah remaja, remaja yang menurut
Data dari BKKBN 157,05 juta pada tahun 2010. Angka tersebut
diproyeksikan akan meningkat menjadi 207 juta pada akhir 2035. Dan diperkiraan tahun 2030 mencapai 70% penduduk
produktif sedangkan sisanya 30% adalah penduduk yang tidak produktif. Dari data tersebut, bonus demografi yang dialami
Indonesia. maka butuh
penanganan serius untuk bisa menjaga generasi harapan bangsa ini, selama ini
banyak masalah-masalah social yang ada pada kalangan remaja.
Ibu memang sangat berperan dalam membentuk kepribadian
seorang anak, namun lingkungan yang tidak kondusfi bisa mengkikis bekal-bekal
yang telah diberikan oleh orang tua. Kegiatan remaja di masyakarat masih banyak
dilakukan dengan pengajian-pengajian yang menurut beberapa remaja sudah tidak
sesuai. Butuh langkah yang jitu agar para remaja tertarik pada kegiatan
kegamaan, disinilah peran agent social
untuk mengemas kegiatan tersebut agar lebih menarik, kegiatan tersebut bisa
dilakukan dengan beberapa cara :
Kegiatan pertama adalah dimulai dengan
pendekatan minat dan bakat mereka, kita mengarahkan sesuatu yang menjadi
kesukaan mereka yang tetap dalam koridor islam. ketika mereka sudah nyaman maka
mulai memberikan pemahaman tentang agama yang dilakukan secara mengasikan,
seperti kajian-kajian yang menggunakan audio visual yang tidak membuat mereka
cepat jenuh. Pembinaan kelompok-kelompok kecil tentang membahas agama bisa
dilakukan agar mereka lebih nyaman ketika bertanya tentang agama. Hal terakhir
yang harus dilakukan agar mereka tetap mau bergabung dengan kita, maka bisnis
bisa kita berikan agar mereka tidak hanya mendapatkan ilmu, mengembangkan bakat
namun juga menghasilkan uang.
Dan kegiatan ini bisa dilakukan ketika
Orang tua mereka memehami tentang agama, orang tua akan selalu mendukung
kegiatan bagi anaknya selama itu positif. Maka pembenahan harus dilakukan
secara komprehensif agar hasilnya bisa secara maksimal. Kegiatan semua ini bisa
dilakukan dari masjid, mercusuar syiar islam. karena di dalam masjid ketiga
elemen ini memiliki wadah. Dan memudahkan dalam pengintergasian program. Wallahu’alam bishowab
0 komentar:
Plaas 'n opmerking