Tanggal 20 Oktober 2015 menjadi sebuah momen yang
“sakral” bagi Jokowi-JK, mereka dilantik sebagai presiden dan wakil preseiden
ke 7 Indonesia. Lima bulan bukanlah waktu yang sebentar, namun permsalahan
muncul melanda negeri ini. Janji Jokowi-JK masih sangat jauh dari apa yang
diharapkan, janji yang selalu mereka “elu-elukan” ketika kampanye pemilihan
presiden kemarin. Kami rakyat Indonesia hidup dan sadar akan apa yang kalian
lakukan, kami menantikan janji-janji kalian yang selama ini kalian banggakan.
Dalam bidang ekonomi, saat ini nilai tukar melemah
mencapai angka 13.000 rupiah per dollar dan mengakibatkan harga barang-barang
pokok naik. Di masalah pangan, swasemba beras yang dicanangkan hingga saat ini
belum terlihat, Bulog sebagai salah satu badan resmi yang ditunjuk oleh
pemerintah dalam hal logistic, baru bisa melayani 10 % kebutuhan beras
nasional. Maka beras yang beredar saat ini lebih banyak dikuasai oleh pihak
swasta karena harga pokok pembelian dari bulog masih sangat jauh di bawah jika
dibandingkan tawaran dari pihak swasta.
Dalam hal energi dan hasil bumi, pemerintah masih
ragu dalam menarik kembali blok Mahakam ke pangkuan pertamina padahal tahun
kontrak dengan asing akan habis pada tahun 2017. Di sisi lain pemerintah
melepas harga BBM mengikuti harga pasar, dan ini membuat ketidak stabilan
perekonomian dunia. Pemerintah juga sangat salah atas perpanjangan kontrak
tambang emas Freeport kepada pihak asing dan ini sangat bertentangan dengan
pasal 33 UUD 1945.