30 Mei 2015

Solusi Syariah Bagi Penggiat Bisnis Online (1)

Kamal Ibrahim
Penerima manfaat Beasiswa Dompet Dhuafa – STEI SEBI

Keterbatasan waktu untuk mencari kebutuhan yang semakin meningkat menjadi permasalahan masyarakat saat ini. Beragam cara mulai ditawarkan oleh pembeli untuk memanjakan para pelanggan mereka, mulai dari delivery order hingga online shop yang kini menjadi solusi kemudahan para penjual dan pembeli dalam bertransaksi. Penjual tidak perlu lagi “ bertatap wajah ” dengan para pelanggan untuk melayani mereka. Pelanggan cukup mengunggah barang yang ingin di jual dan ketika pihak pembeli menyetujuinya, penjual pun siap mengirim barang ke lokasi pembeli.
Kemudahan ini menjadi keuntungan bagi kedua belah pihak, kemajuan IT dimanfaatkan oleh para penjual untuk meraup untuk yang lebih dan mudah. E-commerce menjadi pendukung bagi pelaku online shop dalam bertansaksi. Namun tidak sedikit konsumen yang kecewa atas transaksi online shop, barang yang diterima terkadang tidak sesuai dengan harapan. Bahkan dalam berita yang dipublikasikan oleh merdeka.com mengatakan, sekitar 78 % pembeli online kcewa. Hal ini menjadi tantangan bagi para penjual online yang jujur untuk tetap memerhatikan kepuasan konsumen mereka agar tetap loyal.

ROHINGNYA BAGIAN DARI KAM


Kamal Ibrahim
Penerima Manfaat Beasiswa Dompet Dhuafa – STEI SEBI

Perumpamaan orang-orang beriman dalam hal saling mencintai, mengasihi, dan saling berempati bagaikan satu tubuh. Jika salah satu anggotanya merasakan sakit maka seluruh tubuh turut merasakannya dengan berjaga dan merasakan demam.” (HR. Muslim)


Hadist tersebut menjadi “ tamparan ” bagi bangsa Indonesia terutama dikalangan umat Islam. kita belum bisa berbuat banyak seperti kaum anshar yang menerima secara istimewa kaum muhajirin. Walaupun mereka baru mengenal namun bentuk kecintannya begitu luar biasa kepada saudara mereka.
Peristiwa pengungsi rohingnya yang saat ini tengah terkatung-katung nasibnya karena genosida yang dilakukan oleh Burma dan terkesan dibiarkan oleh pihak pemerintah setempat belum bisa kita jamu layaknya kaum anshar menerima kaum muhajirin. Etnis rohingnya mengalami peristiwa seperti itu sejak beberapa tahun terakhir, mereka terusir dari negeri mereka karena dianggap tidak sesuai dengan etnis di Myanmar. Etnis rohingya sendiri merupakan salah satu etnis muslim yang berada di Myanmar, tidak sedikit sikasaan dan pengucilan yang dilakukan oleh pihak Myanmar terhadap etnis rohingnya.
 Isu ini semakin hangat setelah mereka terlunta-lunta di tengah laut karena ingin bermigrasi ke negeri yang mereka anggap aman terutama ke negara yang jumlah muslimnya banyak. Masyarakat rohingnya ingin mendapatkan kehidupan yang layak seperti kehidupan manusia umumnya. Harapan mereka hampir sirna setelah mereka tak kunjung mendapatkan suaka dari negara muslim bahkan menambah panjang deretan penderitaan yang mereka harus terima. Bagai seorang kekasih yang ditemui oleh pasangannya, mereka begitu bahagia ketika ada orang yang peduli untuk menolong mereka. Bukan dari kalangan pejabat atau konglomerat yang menolong mereka. Hanya sekumpulan nelayan yang memiliki rasa kemanusiaan yang tinggi yang membantu mereka.
Dan jawaban mereka atas “ mata nashrulloh ??  ” telah dijawab oleh Allah dengan dikirmnya sekolompok nelayan terhadap mereka. Bahkan pemerintah Indonesia siap menampung 12.000 pengungsi rohingnya selama satu tahun di Indoensia. Dan negara-negara muslim lainnya pun hadir untuk memberikan bantuan kepada mereka termasuk Turki dan Arab Saudi. Ini semua mereka lakukan karena bentuk cinta mereka terhadap saudara mereka. Satu sisi ini menjadi ujian bagi imigran rohingnya dan di sisi lain menjadi ujian dari Allah bagi masyarakat muslim di Indonesia, apakah mereka mau membantu saudara mereka yang sedang mengalami kesulitan ??? Hanya kita yang bisa menjawab hal itu.
Langkah yang tepat pemerintah sebagai representativ dari masyarakat Indonesia, melakukan langkah yang cepat dengan memberi bantuan kepada para pengungsi. Pemerintah bersedia untuk menampung mereka selama satu tahun untuk tinggal di Indonesia bahkan ada wacana untuk memberikan temapat khusus bagi mereka tinggal. Kegiatan ini menjadi langkah jangka pendek pemerintah dalam menangani imigran asal rohingnya ini. Dibutuhkan langkah jagka panjang untuk membantu mereka agar mendapatkan kehidupan yang lebih layak. Maka pemerintah selaku negara yang “dituakan” di ASEAN harus mengambil keputusan yang tepat, dengan melakukan mediasi antara imigran rohingnya dan negara asal mereka (Myanmar).
Kita harus secara jelas menunjukan sikap ketegasan ketika adanya pelanggaran HAM yang dilakukan oleh Myanmar, karena tidak sesuai dengan konstitusi Indonesia. Bahkan bisa menyeret mereka ke meja hijau atas tindakan yang mereka lakukan. Inilah sikap yang harus kita ambil untuk membantu masyarakan marginal yang kurang dipedulikan oleh negara mereka, ini menjadi bukti bahwa kita menghormati HAM setiap golongan dan eleman masyarakat.


MENGAPA HARUS ADA BAZNAS DAN LAZ DI INDONESIA ??

Kamal Ibrahim
Mahasiswa STEI SEBI – Beasiswa Kepakaran SEBI – Dompet Dhuafa


Ambilah zakat dari harta mereka, guna membersihkan dan menyucikan mereka dan berdoalah untuk mereka. Sesungguhnya doamu itu (menumbuhkan) ketentraman jiwa bagi mereka, Allah Maha Mendengar dan Maha Melihat
( QS : AT-Taubah : 103 )
Dari ayat Al-Qur’an diatas, maka diharuskan adanya orang yang mengambil harta zakat untuk membersihkan harta para muzakki. Maka dalam hal ini Allah telah menetapkan amil untuk megambil harta yang menjadi hak mustahik dari harta para muzakki. Berbicara tentang amil maka kita harus melihat bagaimana Rasulullah menetapkan seorang amil untuk melakukan penghimpunan zakat dari umat Islam. sejarah mencatat Rasulullah telah mengutus Umar Ibnul-Lutbiah sebagai petugas pemungut zakat[1]. Dalam hal pengelolaan zakat, amil bertugas untuk menghitung wajib zakat, zakat apa saja yang diwajibkan kepada wajib zakat serta mengetahui para mustahik zakat.

12 Mei 2015

Ekonomi Nasional Bukti Kemandirian Indonesia

Kamal Ibrahim

Beasiswa Kepakaran SEBI – Dompet Dhuafa

Indoneisa adalah sebuah negara kepulauan yang terbentang dari ujung pulau sabang hingga merauke, negara yang memiliki beragam bahasa dan budaya. Semua itu membuat Indonesia berbeda dengan negara lainnya dan memiliki keunggulan yang berbeda pula. Kesuburan tanah di Indonesia membuatnya sebagai syurga bagi tumbuhnya flora karena dilintasi oleh garis katulistiwa. Kekayaan alam yang terkandung dalam bumi Indonesia seharusnya membuat negeri ini menjadi sebuah negara yang makmur dan sejahtera.

Realita hari ini masih banyak persolan besar yang dihadapi oleh Indonesia, dengan jumlah penduduk 237.641.326 jiwa[1] Indonesia menghadapi beberapa permasalahan diantaranya adalah kemiskin yang saat ini mencapai 27.727.780 jiwa[2] dan jumlah pengangguran di Indonesia sebesar 6.250.000 jiwa[3]. Pemerintah harus melakukan pembenahan agar masyarakat Indonesia merasakan kesejahteraan. Pertumbuhan ekonomi secara nasional yang berada dalam tren positif tidak langsung dirasakan oleh masyarakat luas. Karena pertumbuhan dan pembangunan lebih terasa di kota-kota besar sedangkan masyarakat daerah belum bisa merasakan hal yang sama.