Kamal Ibrahim
Mahasiswa STEI SEBI
– Akuntansi Syariah
Penerima Beasiswa
Kepakaran SEBI – Dompet Dhuafa
Saat ini saya bangga menjadi bagian dari
kalian (pejuang ekonomi Islam), berjuang untuk menegakkan ajaran yang telah Allah
tetapkan dalam Al-qur’an. Perjuangan ini tidak bisa dipandang sebelah mata,
saat ini kami kuat dan kami yakin akan melengserkan ekonomi imprealis dan
ekonomi kapitalis. Karena Allah telah berjanji, bahwa Islam akan kembali
berjaya dan salah satunya dengan tegaknya ekonomi Islam di dunia. Tetaplah
semangat wahai penggiat ekonomi Islam, jalan juang kita telah Allah ridhoi.
Tahun 1992 dengan berdirinya perbankan yang
tidak menggunakan sistem bunga menjadi satu langkah pasti atas pergerakan
dakwah ekonomi islam, banyak orang yang beranggapan akan kemustahilan eknomi
Islam akan Berjaya. Ayam berkokok bukanlah atas kehendaknya, namun ayam
berkokok karena melihat sang fajar menyingsing di ufuk timur. Kita telah
melihat kejayaan Ekonomi Islam telah nampak dibelahan bumi lainnya, maka kita
tergerak untuk menyambut seruan itu dan mendirikan bank syariah.
Satu harapan kami untuk para penggiat
ekonomi Islam, bahwa ekonomi Islam hanyalah sebagian kecil dari ajaran yang
telah Allah tetapkan kepada hamba-Nya. Jangan sampai yang kecil ini
menghilangkan sesuatu yang besar yaitu Tauhid kepada Allah Swt, disinilah akan
berbeda antara orang Islam berekonomi dengan orang yang bukan Islam berekonomi.
Dia tidak hanya mementingkan keutungan semata tapi ada ridho Allah yang dia kejar,
maka berekonomi dan mendapatkan barokah adalah yang kita cari.
Cita-cita besar para pendahulu kita jangan
terabaikan karena kepentingan bisnis semata, ketika kita telah memakai label
“Syariah” maka sudah sepatutnya kita berbisnis dengan berlandaskan syariat
dalam melakukan bisnis kita. Keihklahasan muncul dari bumi dan keberkahan
muncul dari langit, ketika kita berekonomi dengan ikhlas untuk mendapatkan
ridho Allah maka Allah akan turunkan barohkah dari langit-Nya.
0 komentar:
Plaas 'n opmerking